ASKEP TYPHUS ABDOMINALIS
Pengertian
Typhus Abdominalis adalah :a.Penyakit infeksi akut usus halus (Juwono Rachmat, 1996).b.Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001).c.Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996).
2.Etiologi
Salmonella typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora (Suriadi, Yuliani Rita, 2001).
3.Anatomi fisiologi saluran cerna
a.AnatomiSaluran gastrointestinal adalah jalur (panjang totalnya 23 sampai 26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus.1)MulutMulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Dinding dari cavum oris mempunyai struktur yang melayani fungsi mastikasi, salivasi, menelan, kecap dan bercakap. Mulut dibatasi pada kedua sisi pipi yang dibentuk oleh muskulis businatorius, atapnya adalah palatum yang memisahkannya dari hidung dan bagian atas dari faring, lidah membentuk bagian terbesar dari dasar mulut.Terdapat tiga pasang glandula salivarius (parotid, mandibular dan sublingual). Glandula salivarius mensekresikan saliva via duktus ke dalam mulut. Glandulla diinervasi baik oleh saraf parasimpatis dan simpatis (Rosa M. Sacharin, 1993).Dalam rongga mulut terdapat :a)LidahLidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam laring.b)GigiManusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa kehidupan yang berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer atau susu yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama satu tahun pertama dan kedua. Set kedua atau set permanen menggantikan gigi primer dan ini mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun. Terdapat 20 gigi susu dan 32 gigi permanen (Rosa M. Sacharin, 1993).2)EsofagusTerletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, panjangnya kira-kira 25 cm (10 inci), menjadi distensi bila makanan melewatinya (Smeltzer Suzanne C, 2001).3)LambungLambung ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat di bawah diafragma kiri.Lambung dapat dibagi dalam empat bagian anatomis : kardia (jalan masuk), fundus, korpus dan pilorus (outler). Otot halus sirkuler di dinding pilorus membentuk sfingter piloris dan mengontrol lubang diantara lambung dan usus halus (Smeltzer Suzanne C, 2001).Kapasitas lambung adalah antara 30 dan 35 ml saat lahir dan meningkat sampai sekitar 75 ml pada kehidupan minggu kedua. Pada akhir bulan pertama ini sekitar 10 ml, sementara kapasitas lambung rata-rata orang dewasa adalah 1000 ml (Rosa M. Sacharin, 1993).4)Usus halusAdalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum dan bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini disebut sekumPada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks veriformis.Terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri, dan segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua bagian kolon sigmoid dan rektum. Rektum berlanjut pada anus. Jalan keluar anal di atur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.
b.FisiologiProses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah, dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan enzim pencernaan. Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan makanan.Menelan mulai sebagai aktifitas volunter yang di atur oleh pusat menelan di medulla oblongata dari sistem saraf pusat. Saat makanan ditelan, epiglotis bergerak menutup lubang trakea dan karenanya mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-paru. Menelan, mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esofagus atas, yang berakhir sebagai aktivitas refleks, otot halus di dinding esofagus berkontraksi dalam urutan irama dari esofagus ke arah lambung untuk mendorong bolus makanan sepanjang saluran. Selama proses peristaltik esofagus ini, sfingter esofagus bawah rileks dan memungkinkan bolus makanan masuk lambung. Akhirnya, sfingter esofagus menutup dengan rapat untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.Lambung mensekresi cairan yang sangat asam dalam berespon atau sebagai antisipasi terhadap pencernaan makanan. Cairan ini yang dapat mempunyai pH serendah 1, memperoleh keasamannya dari asam hidroklorida yang disekresikan oleh kelenjar lambung. Fungsi sekresi asam ini dua kali lipat :1)Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorbsi.2)Untuk membantu destruksi kebanyakan bakteri pencernaan.Lambung dapat menghasilkan sekresi kira-kira 2, 4 L/hari. Sekresi lambung juga mengandung enzim pepsin yang penting untuk memulai pencernaan protein. Faktor instrinsik juga disekresi oleh mukosa gaster. Kontraksi peristaltik di dalam lambung mendorong isi lambungnya ke arah pilorus. Karena partikel makanan besar tidak dapat melewati sfingter pilorus, partikel ini diaduk kembali ke korpus lambung. Makanan tetap berada di lambung selama waktu yang bervariasi, dari setengah jam sampai beberapa jam tergantung pada ukuran partikel makanan, komposisi makanan dan faktor lain. Peristaltik di dalam lambung dan kontraksi sfingter pilorus memungkinkan makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus halus (Smeltzer Suzanne C, 2001).Proses pencernaan berlanjut ke duodenum, sekresi di dalam duodenum datang dari pankreas, hepar dan kelenjar di dinding usus itu sendiri. Karakteristik utama dari sekresi ini adalah kandungan enzim pencernaan yang tinggi. Sekresi pankreas mempunyai pH alkalin karena konsentrasi bikarbonatnya yang tinggi. Ini menetralisir asam yang memasuki duodenum dari lambung. Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan, termasuk tripsin, yang membantu dalam pencernaan protein, amilase yang membantu dalam pencernaan zat pati dan lipase yang membantu dalam pencernaan lemak. Empedu (disekresi oleh hepar dan disimpan di dalam kandung empedu) membantu mengemulsi lemak yang dicerna.Sekresi kelenjar usus terdiri daru mukus, yang menyelimuti sel-sel dan melindungi mukosa dari serangan oleh asam hidroklorida, hormon, elektrolit dan enzim. Hormon, neuroregulator dan regulator lokal ditemukan di dalam sekresi usus, berfungsi mengontrol laju sekresi usus dan mempengaruhi motilitas gastrointestinal.Sekresi usus total kira-kira getah pankreas 1 L/hari, empedu 0.5 L/hari dan kelenjar usus halus 3 L/hari. Ada 2 tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus halus :1)Kontraksi segmental yang menghasilkan campuran gelombang yang menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan dalam gerakan mengaduk.2)Peristaltik usus mendorong isi usus halus tersebut ke arah kolon.Karbohidrat dipecahkan menjadi disakarida dan monosakarida. Protein dipecahkan menjadi asam amino dan peptida. Lemak dicerna diemulsifikasi menjadi monogliserida dan asam lemak.Dalam 4 jam setelah makan, materi sisa residu melewati ileum terminalis dan dengan perlahan melewati bagian proksimal kolon melalui katup ileusekal. Populasi bakteri adalah komponen utama dari isi usus besar. Bakteri membantu menyelesaikan pemecahan materi sisa dan garam empedu.Aktivitas peristaltik yang lemah menggerakkan isi kolonik dengan perlahan sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan reabsorbsi efisien terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya dalam kira-kira 12 jam sebanyak seperempat dari materi sisa makanan mungkin tetap berada direktum 3 hari setelah makanan dicerna.Distensi rektum secara relatif menimbulkan kontraksi otot-ototnya dan merilekskan sfinger anal internal yang biasanya tertutup. Sfingter internal dikontrol oleh sistem saraf otonom, sfringter eksternal di bawah kontrol sadar dari kortektes serebral.Rata-rata frekuensi defekasi pada manusia adalah sekali sehari, tetapi frekuensi bervariasi diantara individu, faeces terdiri dari bahan makanan yang tidak tercerna, materi anorganik, air dan bakteri, Bahan kekal kira-kira 75 % materi cair dan 25 materi padat (Smeltzer Suzanne C, 2001).
4.Patofisiologi
a.Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke peredarahan darah (bakterimia primer), dan mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan organ-organ lainnnya.b.Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kandung empedu.c.Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks player. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar.d.Gejala demam disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus halus (Suriadi, Yuliani Rita, 2001).Bagan/skema patofisiologi
5.Gambaran klinik
Gambaran klinik demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas : 10 – 20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang. Menyusul gambaran klinik yang biasa ditemukan ialah :a.DemamPada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.b.Gangguan pada saluran pencernaanPada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare atau normal.c.Gangguan kesadaranUmumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Di samping itu gejala tersebut mungkin terdapat gejala lain yaitu pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit, yang daapt ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang ditemukan bradikardia dan epistaksis pada anak besar (Ngastiyah ,1997).6.RelapsRelaps ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali. Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti. Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrosis (Ngastiyah ,1997).
7.Komplikasi
Pada usus halus :a. Perdarahan usus, bila sedikit, hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin, jika perdarahan banyak terjadi metena.b. Perforasi usus, timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum.c. Peritonitis, ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat dinding abdomen tegang dan nyeri tekan (Ngastiyah ,1997).
8.Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan daerah tepi : leukopenia, aneosinofilia, anemia, trombositopenia.b. Pemeriksaan sumsum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang.c. Biakan empedu : terdapat basil salmonella typhopsa pada urine dan tinja. Jika pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urine dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-betul sembuh.d. Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih sedangkan titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menengakkan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001).
9.Penatalaksanaan
a.Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta.b.Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.c.Istirahat selama demam sampai 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk. Jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.d.Diet makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas.e.Obat pilihan adalah kloramfenikal dosis tinggi yaitu 100 mg / kg BB/hari (maksimum 2 gram perhari) diberikan 4x sehari peroral atau intravena.f.Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila terjadi demam hidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena dan sebagainya. (Ngastiyah, 1997).
10.Prognosis
Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada anak-anak 2,6 % dan pada orang dewasa 7,4 % rata-rata 5,7 % (Juwono Rachmat, 1996).
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Menurut Yura (1983) proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah pasien, membuat perencanaan untuk mengatasi, melaksanakan dan mengevaluasi keberhasilan efektif akan masalah yang akan diatasinya.Proses keperawatan terdiri dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.PengkajianPengkajian sistem gastrointestinal meliputi riwayat kesehatan serta pemeriksaan fisik komprehensif dimulai dari rongga mulut, abdomen, rektum dan anus pasien. Tujuan tindakan ini untuk mengumpulkan riwayat, pengkajian fisik dan tes diagnostik untuk mengidentifikasi dan mengatasi diagnosa keperawatan dan medis klien. (Monica Ester, 2001).Pada pengkajian penderita dengan kasus typhus abdominalis yang perlu dikaji :a.Riwayat keperawatanb.Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis, penurunan kesadaran (Suriadi, dkk 2001).
Diagnosa Keperawatan
a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual dan kembung.b.Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.c.Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.d.Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.e.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi (Suriadi, dkk, 2001).2.Perencanaan KeperawatanSetelah merumuskan diagnosis keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan klien.a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual dan kembung.Tujuan : - Meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan.Intervensi :5)Nilai status nutrisi anak.6)Izinkan anak untuk makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.7)Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.8)Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering.9)Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.10)Pertahankan kebersihan mulut anak.11)Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.12)Kolaborasi untuk pemberian makanan melalui parenteral. Jika pemberian makann melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anakb.Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.Tujuan : - Mencegah kurangnya volume cairan.Intervensi :1)Observasi tanda-tanda vital (suhu tubuh ) paling sedikit setiap empat jam.2)Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran mukosa kering, bibir pecah-pecah.3)Observasi dan catat intake dan output dan mempertahankan intake dan output yang adekuat.4)Monitor dan catat berat badan pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.5)Monitor pemberian cairan intravena melalui intravena setiap jam.6)Kurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (insensible water loss/IWL) dengan memberikan kompres dingin atau dengan tepid sponge.7)Berikan antibiotik sesuai program.c.Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.Tujuan : - Mempertahankan fungsi persepsi sensori.Intervensi :1)Kaji status neurologis2)Istirahkan anak hingga suhu dan tanda-tanda vital stabil.3)Hindari aktivitas yang berlebihan.4)Pantau tanda-tanda vital.d.Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.Tujuan : - Kebutuhan perawatan diri terpenuhi.
Intervensi :1)Kaji aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan tugas perkembangan anak.2)Jelaskan kepada anak dan keluarga aktivitas yang dapat dan tidak dapat dilakukan hingga demam berangsur-angsur turun .3)Bantu memenuhi kebutuhan dasar anak.4)Libatkan peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anak.e.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi.Tujuan : - Mempertahankan suhu dalam batas normal.Intervensi :1)Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermia.2)Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.(Suriadi dkk, 2001).
3. Pelaksanaan / Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Beberapa petunjuk pada implementasi adalah sebagai berikut :a.Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.b.Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat.c.Keamanan fisik dan psikologis dilindungi.d.Dokumentasi intervensi dan respons klien.(Keliat, Anna Budi, 1999).
4.Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses keperawatan (diagnosa, tujuan, intervensi ) harus dievaluasi.Hasil yang diharapkan pada tahap evaluasi adalah :a.Anak menunjukkan tanda – tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.b.Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.c.Anak tidak menunjukkan tanda – tanda penurunan kesadaran yang lebih lanjut.d.Anak dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat perkembangan anak.e.Anak akan menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal.(Suriadi, dkk 1999).
20 Mei 2008
askep penyakit saraf
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM SARAF
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/asuhan-keperawatan-pada-sistem-saraf/
Ditulis pada Maret 9, 2008 oleh harnawatiaj
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM SARAF
Saraf pusatSistem sarafSaraf otonom
SimpatisParasimpatisSimpatisThorako LumbalisSitem saraf otonom thorakal 1 s/d lumbal 2
ParasimpatisKranio sacralSacral 2,3dan 4 saraf cranial dan batang otak
PEREDARAN DARAH OTAKè dimuali dari : Arkus aorta èAliran darah otak Arteri karotis komunis interna dan externaèarteri karotis komunis
Bagian-Bagian Otak hemisferè1.Otak Depan cerebriTalamusHipotalamus2.Otak tengah / diencepalon3.Otak belakangPos varoliliMedula oblongataSerebelum
Otak dan sum – sum tulang belakang diselmuti “meningia “ yg bersifat melindungi struktur saraf yg halus
Meningia terdiri dari 3 lapisan : melekat pada otak dan sum –àPiamater sum tulang belakang Pemisa antara pia dan duraàArachnoid àDuramater melapisi tengkorakàlapisan luar
Lapisa dalam bersatu dengan lapisan luarDaerah brocca ( hubungan dengan àkemampuan bicar ) Pada orang biasa — daerah brocca terletak pada hemisfer kiri kidal — hemisfer kananDaerah wernicke,s ( hub. Dengan kemampuan untuk kesan atas suara diterima dan ditafsirkan .àmendengar ) Co : bunyi gendang berbeda dengan bunyi bisisng usus
Bagian – bagian saraf yg mempersarafi dan fungsinya , serta cara pengkajiannya : klienàNervus 1 : Olfaktorius , mempersarafi penyiuman disuruh menyium bau ( the/kopiàditutup matanyalalu tutup hidung yg sebelah )
Nervus 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,dan 12
PERAWATAN UMUM NEUROLOGI
Gangguan KesadaranIsi Pikir :Fungsi kognitifFungsi afektifDerajat KesadaranTerhadap diri sendiuriTerhadap lingkungan
Gangguan Derajat Kesadaran Kerusakan cerebralØPenyebab :gangguan metabolismeDefesiensi vitaminKeracunan
akutà Cepat ØSifat : pelan – pelanIntermiten
Strok, trauma kepala , hemoragic, TIKàCepat
TEKANAN INTRAKRANIAL MENINGKATPenyebab :Oedema otakPerdarahan otakTumor otakGejala yang muncul :nyeri kepala : tek. Pembuluh sirkulasi menurunèmeningkat muntah : tek. Meningkat pada medulla oblongataPernapasan lambat : tek. Dan anoksia medulla oblongataPapila edemaGgn motorik tek pd area 4KejangKontrol Spinkter hilang….impuls inhibisiGgn kesadaran + sensorik ….tek. Pd kortek & ascending reticular system.Ggn regulasi suhu …. Tek. HipotalamusUbun-ubun menonjol : tek.Pd tulang tengkorak
TANDA AWAL HERNIASI OTAKBerpindahnya sebagian masa otak bagian supratentorial kedalam otak tengah.
Penilaian dilakukan :• Cepat dan akurat• Didasarkan atas respon pasien terhadap stimulus yang diberi :Suara ,sentuhan, nyeri, cahaya• Ketahui adanya komplikasiPernapasan, cardiovascular, hilang reflex proteksi• Nilai pupil → Gangguan lobus temporalis• Cek adanya peningkatan TIKIskemia,aritmia,pulmonary arrest
Tanda – tanda adanya Komplikasi• TTV labil• Napas cheyne stokes , Biots• Tanda obstruksi napas↓• Lakukan pencegahan adanya aspirasi
Tangani Komplikasi :a.Resiko peningkatan TIKb.Eliminasic.Mobilisasid.Gangguan Nutrisie.Integritas kulitf.Gangguan persepsi sensorik
Untuk keluargaPeningkatan kemampuan kopingPeningkatan pengetahuan
Gangguan Fungsi Kognitifa.Menurun perhatianb.Menurunnya memoryc.Penurunan kemampuan bahasa dan persepsid.Penurunan kemampuan untuk mempuat rencana
Penyebab :Kerusakan system limbic dari kortex cerebriPenyakit metabolicHipotiroidTIAIntoksikasi obatGangguan cairan elektrolitPenyakit degenaratif
Gangguan Memory :Penyebab : Penyakit yang mengenai lobus temporal pda pusat memory↓Trauma kepalaTumorHemoragikInfarkKejangPenyakit degeneratifIntervensi :Lakukan tindakan dengan pengulanganMendemonstrasikanBeri petunjuk yang jelas dan sederhanaPakai alat – alat untuk mengingatBuat strategi khusus dalam pendidikanBeri feed back ( + )Orientasikan kerealitasPetunjuk sifat konsisten, nyataHindari yang sifat abstrakPendidikan kesehatanDischarge planning
APASIATak mampu untuk bicara
Ada dua hemisfer pada otak, salah satu dominanJika terjadi kerusakan pada hemisfer dominan , maka akan terjadi dua hal :1.Tak mampu dalm mengtarakan maksud2.Tak mampu menangkap maksudApasia dibagi dua :1.Apasia motorik2.Apasia sensorik
1.Apasia motorikArea brocca pada lobus prontal posterior – anteriorTidak bisa untuk menyampaikan maksudPeran penting perawatAwas → frustasi
2.Apasia SensorikArea wernicke,s pada hemisfer kiri → giru angularTidak mampu menangkap maksud dengan cara biasa
Intervensi :Apasia motorikPertanyaan dengan jawaban Ya dan tidakAntisipasi kebutuhanGunakan alat tulisApasia SensorikGunakan komunikasi non verbalBeri petunjuk visualBicara pendek, sederhanaHindari pembicaraan abstrak
AGNOSIAKetidakmampuan untuk mengenaldan interpretasikan suatu rangsang indera
Agnosia Visual : tidak mampu mengenal fungsi suatu bendaAgnosia warnaAgnosia mukaAgnosia taktilAgnosia astereognosis : tidak mampu menyebutkan bentuk dan ukuran benda yang diraba
APRAKSIAKetidak mampuan untuk mengerti , memformulasikan suatu perbuatan yang kompleks , tangkas dan volunteer
Penyebab : Lesi pada kedua hemisfer → pada premotor area lobus frontal dan sebagian parietal
Tindakan : sama dengan Apasia
Gangguan Tingkah laku Dan Proses PikirPenyebab : Penyakit yang mengena pada lobus prontal↓a.Trauma kepalab.Demensia alkoholikc.Atropi cerebralMasalah :Kepribadian influsifKonsentrasi menurunMood labilMiskin dalam mengambil keputusan
Gejala :Sakit kepalaIrritableHypersensitif terhadap stimulusPusingKonsentrasi amat terbatas
IntervensiOrientasi realitaBicara pelan dengan kalimat pendekTatap mukaJaga lingkunganBuat daftar kegiatan konsisten
GANGGUAN PERGERAKANBersifat volunteerDipersarafi oleh motor kortex primer dan asosiasinya↓Lobus prontalBasal gangglioCerebelumSaraf tepi
A.GANGGUAN MOTORIK MATAPenyebab :Parese Nervus 3,4 dan 6Tidak ada koordinasi antara ektra okuler
Masalah :▪ Diplopia▪ Nistagmus → Gerakan involunter▪ Strabismus
Intervensi : Tutup sebelah mata yang sakit
B.GANGGUAN MEMBUKA MENUTUP MATAPenyebab : Parese saraf cranial 7PtosisExoftalmus
Masalah :Ulserasi korneaGangguan penampilan
Intervensi :Tutup dengan kain tipis dan basahBeri eye drops secara teraturJika nyeri terus menerus→ Tanda kerusakan kornea → kolaborasi
GANGGUAN EXPRESI MUKA
Penyebab :Gangguan cerebellum → korteks motorik dan batang otakKortiko bulbar → inti saraf 7Axon perifer N. 7
Masalah :Gangguan bicara → disartriaTidak mampu untuk menghasilkan suaraGangguan makan
C.GANGGUAN DALAM MENGELOLAH MAKANAN DALAM MULUTMenelanBuka mulutMengolahMengunyahMenelan
Penyebab : Parese Nervus 5.7.9.10 dan 12Akibat : - Aspirasi- Obstruksi jalan napas
DisfagiaMakanan melalui NGTPenurunan nafsu makanGangguan interaksi socialKehilangan kemandirian
Latih secepat mungkin dengan es batu yang telah dihancurkan
D.GANGGUAN PERGERAKAN EXTERMITAS
PARALISIS :Tetra pareseHemi paresePara pareseImobilisasi → butuh bantuan meningkat
Komlikasi :Kerusakan kulitDistensi bladderKonstipasiOsteo porosis
Intervensi :Meningkatkan kemandirian pasienSegera untuk latihan jalanGunakan tongkatROM
TEMPERATURSuhu normal sangat penting untuk mempertahankan fungsi normal dari semua sel tubuh
Pusat :Hipotalamus : Dasar ventrikel IIIRefle spinal pada spinal cord → fungsi autonom↓Dilatasi dan kontiksi pembuluh darah periferHipotermiaHipertermiaIntervensi :HipotermiaSelimutPeningkatan suhu ruangan
HipertermiaTapid spongeSelimut dinginAC
ELIMINASIPusat pengendalian pada emua tingkat persarafanKortex motorik untuk menghambat pengosonganbladder dan bowelKortex sensorik : dapat mencetuskan distensi bladderdan bowel → menahan dan mengeluarkan
Pada alur kortex – sacral → pengendalian otonom↓Reflex berkemih
Gangguan yang dapat terjadiKerusakan lobus frontal → Inkontinensiua reflex neurologikj bladderKerusakan pada sekmen sacral → autonomi neurologik bladder
DampakOver distensiBatu bladderInfeksi ( cystitis )
Intervensi :Bowel trainingPasang poly cateter → jika distensiBerikan bladder training
Bowel training :Minum hangat20 – 30 beri supositoriaPosisi duduk → 15 menit kemudian defekasi terjadi
SAKIT KEPALA ( HEADACHE )
A. PengertianSakit kepala atau sefalgia adalah suatu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukan penyakit organic atau penyakit lain, respon stress , vasodilatasi atau migren , tegangan otot rangka ( sakit kepala tegang ), kombinasi respon tersebut.
B. Penyebab :Tumor intra cranialInfeksi sistemikCedera KepalaHypoxia CerebralPenyakit kronik, mata, telingaStress
C. Klasifikasi :Sakit kepala sukar dikategorikan dan ditetapkan . sedikit bukti fisiologis patologis atau uji dianostik dapat mendukung diagnosa sakit kepala.Sakit kepala mempunyai perbedaan manifestasi individual selama proses kehidupan, dan tipe sakit kepala yang sama mungkin mempunyai karakteristik yang berbeda diantara individu yang berbeda.Sakit kepala dapat diklasifikasikan sebagi berikut :
1. Migren ( dengan dan tanpa aura )1.Sakit kepala tegang2.Sakit kepala klaster
D. Patofisiologi :
Vasospasme arteri kepala → Suplay nutrisi keotak berkutang
Ischemia berkepanjangan
Dinding vascular fkasid tidak mempertahankan tonus otot
Tekanan darah meningkat
Pembuluh darah berdilatasi
Peregangan dinding arteriNeuro kinin
PENGKAJIANTemuanya tergantung pada jenis / penyebab dari sakit kepala tersebutRiwayat yang lengkap merupakan suatu hal yang penting untuk membedakan diagnostik.
Pengkajian meliputi :
Aktivitas / Istirahat :Lelah, letih , malaiseKetegangan mataKesulitan membacaInsomnia
Sirkulasi :Denyutan vaskuler misalnya daerah temporalPucat, wajah tampak kemerahan
Integritas egoAnsietas, peka rangsang selama sakit kepala
Makanan / CairanMual / muntah , anoreksia selama nyeri
Neuro sensori :Pening, Disorientasi (selama sakit kepala)
KenyamananRespon emosional/ perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah
Interaksi socialPerubahan dalam tanggung jawab peran
Diagnosa keperawatan :
1.Nyeri akut berhubungan dengan stress dan ketegangan atau vasospasme2.Gangguan pola istirahat tidur b/d nyeri3.Kurang pengatahuan berhubungan dengan kurang dengan informasi/keterbatasan kognitif.4.Resiko Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah/ anoreksia5.Cemas b/d krisis situasi
Intervensi :1. Nyeri :1.Kaji faktor-faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang2.Catat intensitas nyeri (skala 0-10)3.Catat karakteristik nyeri (berat/ berdenyut/konstan),lokasinya,lamanya,factor yang memperburuk/meredakan4.Observasi tanda-tanda nyeri non verbal; seperti ekspresi wajah,tubuh gelisa,menangis atau meringis,perubahan frek.jantung,pernapasan,dan observasi tekanan darah5.anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan tenang,tehnik relaksasi6.Masage daerah kepala/leher /lengan jika pasien dapat mentoleransi pasien dengan sentuhan7.Kolaborasi berikan obat sesuai dengan dengan indikasi analgetik, misalnya asetaminofen,ponstan dan lain-lain.
2. Pola istirahat tidur :1.Hilangkan kebisingan / stimulus eksternal yang berlebihan2.Bicara yang tenang,. Perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek sesuai kebutuhan.3.Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidur4.Berikan oabt sesuai indikasi ( kolaborasi )
3. Kurang Pengetahuan :1. Diskusikan etiologi indifidual dari sakit kepala bila diket2. Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan factor predisposisi,seperti stress emosi, suhu yang berlebihan,alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu.3. Diskusikan tentang obatnya dan efek sampingnya .4. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.5. Anjurkan pasien atau orang yang terdekat untuk menyediakan waktu agar deapat relaksasi dan bersenang-senang6. Sarankan pemakaian musik-musik yang bernuansa meyenangkan.
Cemas b/d krisis situasi :1.Kaji status mental dan tingkat kecemasan pasien / keluarga2.Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.3.Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.4.Berikan petunjuk mengenai sumber- sumber penyokong yang ada, seperti keluarga , konselor dll5.Jawab Setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang proggnosa penyakit
5.Resiko ketidak seimbangan nutrisi1.Berikan makanan dalam jumlah kecil dalam waktu yang sering dengan teratur2.Timbang berat badan sesuai indikasi3.Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli gizi4.Kaji cairan lambung, muntah
SARAF CRANIAL XII
PENDAHULUANSaraf otak ada 12 pasangMemeriksa saraf otak (I-XII) dapat membantu menentukan lokasi dan jenis penyakit. Tiap saraf otak harus diperiksa dengan teliti, karenaitu perlu dipahami anatomi dan fungsinya , serta hubungannya dengan struktur lainya lesi dapat terjadi pada serabut atau bagian paniten(infranuklir), pada inti (nuklir)atau hubungannya kesentral (supranuklir).Bila ini rusak,hal ini diikuti oleh degenerasi saraf perifernya,inti saraf otak yang terletak dibatang otak letaknya saling berdekatan dengan struktur lain,sehingga jarang kita jumpai lesi pada satu inti saja tanpa melibatkan bagian lainnya.
Anatomi Dan FisiologiSaraf XII mengandung serabut somato-motorik yang menginervasi otot ekstrinsik lidah, fungsi otot ekstrinsik lidah ialah menggerakan lidah,dan otot intrinsic mengubah-ubah bentuk lidah. Inti saraf ini menerima serabut dari kortex traktus priamidalis dari satu sisi, yaiti sisi kontra lateral. Dengan demikian ia sering terkena pada gangguan peredaran darah otak (stroke),misalnya di korteks dan kapsula interna.
PemeriksaanInfeksi : Penderita di suruh membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak.Dalam keadaan istirahat kita perhatikan besarnya lidah, kesamaan bagian kiri dan kanan dan ada tidaknya atrofi, apakah lidah berkerut? Apakah lidah mencong?Tremor lidah dapat di jumpai pada pasien yang sakit berat (lemah),demensia paralitik dan intoksikasi.
Fasikulasi dijumpai pada lesi nuklir, misalanya pada siringobulbi,kadang-kadang kita sulit membedakan antara tremor dan fasikular terlebih lagi pada lidah yang tersungkur.Untuk memudahkan perbedaanya, lidah diistirahatkan pada dasar mulut. Pada keadaan ini, tremor biasanya berkurang atau menghilang. Pada Atetose didapatkan gerakan yang lidah terkendali,lidah sulit dijulurkan atau hal ini dilakukan dengan sekoyong-koyong dan kemudian tanpa kendali ditarik secara mendadak.Jika terdapat kumpulan pada dua sisi,lidah tidak dapat digerakan atau dijulurkan.Terdapat disatria (cadel,pelo)dean kesukaran menelan, selain itu juga didapatkan kesukaran bernafas, karena lidah dapat terjatuh kebelakang sehingga menghalangi jalan nafas.
Untuk menilai tenaga lidah kita suru penderita menggerakan lidahnya ke segalah jurusan dan perhatikan kekuatan geraknya, kjemudian penderita di suruh menekankan lidahnya pada pipinya,kita nilai daya tekanya dengan jalan menekankan jari kita pada pipi sebelah luar.Jika terdapat perasa lidah bagian kiri lidah tidak dapat ditekankan kepipi sebelah kanan,tetapi kesebelah kiri dapat
Gangguan Pada Nervus XII Dan PenyebabnyaLesi nervus dapat bersifat supra nuklir, misalnya pada lesi di kortex atau kapsula interna yang dapat di debabkan oleh misalnya pada strok, dalam hal ini didapatkan kelumpuhan otot lidah tanpa adanya atropi dan fasikular. Pada lesi nuklir didapatkan atropi dan fasikular hal ini disebabkan oleh siringgobulbi,ALS,radang,gangguan peredaran darah dan neoplasma. Pada lesi infra nuklir didapatkan atropi. Hal ini dapat disebabkan oleh proses diluar medulla oblongata tetapi masih di dalam tengkora, misalnya trauma,fraktur dasar tulang tengkorak ,meningitis atau dapat juga oleh kelainan yang berada di luar tulang tenkorak misalnya abses atau dislokasi vetebra servikalis
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/asuhan-keperawatan-pada-sistem-saraf/
Ditulis pada Maret 9, 2008 oleh harnawatiaj
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM SARAF
Saraf pusatSistem sarafSaraf otonom
SimpatisParasimpatisSimpatisThorako LumbalisSitem saraf otonom thorakal 1 s/d lumbal 2
ParasimpatisKranio sacralSacral 2,3dan 4 saraf cranial dan batang otak
PEREDARAN DARAH OTAKè dimuali dari : Arkus aorta èAliran darah otak Arteri karotis komunis interna dan externaèarteri karotis komunis
Bagian-Bagian Otak hemisferè1.Otak Depan cerebriTalamusHipotalamus2.Otak tengah / diencepalon3.Otak belakangPos varoliliMedula oblongataSerebelum
Otak dan sum – sum tulang belakang diselmuti “meningia “ yg bersifat melindungi struktur saraf yg halus
Meningia terdiri dari 3 lapisan : melekat pada otak dan sum –àPiamater sum tulang belakang Pemisa antara pia dan duraàArachnoid àDuramater melapisi tengkorakàlapisan luar
Lapisa dalam bersatu dengan lapisan luarDaerah brocca ( hubungan dengan àkemampuan bicar ) Pada orang biasa — daerah brocca terletak pada hemisfer kiri kidal — hemisfer kananDaerah wernicke,s ( hub. Dengan kemampuan untuk kesan atas suara diterima dan ditafsirkan .àmendengar ) Co : bunyi gendang berbeda dengan bunyi bisisng usus
Bagian – bagian saraf yg mempersarafi dan fungsinya , serta cara pengkajiannya : klienàNervus 1 : Olfaktorius , mempersarafi penyiuman disuruh menyium bau ( the/kopiàditutup matanyalalu tutup hidung yg sebelah )
Nervus 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,dan 12
PERAWATAN UMUM NEUROLOGI
Gangguan KesadaranIsi Pikir :Fungsi kognitifFungsi afektifDerajat KesadaranTerhadap diri sendiuriTerhadap lingkungan
Gangguan Derajat Kesadaran Kerusakan cerebralØPenyebab :gangguan metabolismeDefesiensi vitaminKeracunan
akutà Cepat ØSifat : pelan – pelanIntermiten
Strok, trauma kepala , hemoragic, TIKàCepat
TEKANAN INTRAKRANIAL MENINGKATPenyebab :Oedema otakPerdarahan otakTumor otakGejala yang muncul :nyeri kepala : tek. Pembuluh sirkulasi menurunèmeningkat muntah : tek. Meningkat pada medulla oblongataPernapasan lambat : tek. Dan anoksia medulla oblongataPapila edemaGgn motorik tek pd area 4KejangKontrol Spinkter hilang….impuls inhibisiGgn kesadaran + sensorik ….tek. Pd kortek & ascending reticular system.Ggn regulasi suhu …. Tek. HipotalamusUbun-ubun menonjol : tek.Pd tulang tengkorak
TANDA AWAL HERNIASI OTAKBerpindahnya sebagian masa otak bagian supratentorial kedalam otak tengah.
Penilaian dilakukan :• Cepat dan akurat• Didasarkan atas respon pasien terhadap stimulus yang diberi :Suara ,sentuhan, nyeri, cahaya• Ketahui adanya komplikasiPernapasan, cardiovascular, hilang reflex proteksi• Nilai pupil → Gangguan lobus temporalis• Cek adanya peningkatan TIKIskemia,aritmia,pulmonary arrest
Tanda – tanda adanya Komplikasi• TTV labil• Napas cheyne stokes , Biots• Tanda obstruksi napas↓• Lakukan pencegahan adanya aspirasi
Tangani Komplikasi :a.Resiko peningkatan TIKb.Eliminasic.Mobilisasid.Gangguan Nutrisie.Integritas kulitf.Gangguan persepsi sensorik
Untuk keluargaPeningkatan kemampuan kopingPeningkatan pengetahuan
Gangguan Fungsi Kognitifa.Menurun perhatianb.Menurunnya memoryc.Penurunan kemampuan bahasa dan persepsid.Penurunan kemampuan untuk mempuat rencana
Penyebab :Kerusakan system limbic dari kortex cerebriPenyakit metabolicHipotiroidTIAIntoksikasi obatGangguan cairan elektrolitPenyakit degenaratif
Gangguan Memory :Penyebab : Penyakit yang mengenai lobus temporal pda pusat memory↓Trauma kepalaTumorHemoragikInfarkKejangPenyakit degeneratifIntervensi :Lakukan tindakan dengan pengulanganMendemonstrasikanBeri petunjuk yang jelas dan sederhanaPakai alat – alat untuk mengingatBuat strategi khusus dalam pendidikanBeri feed back ( + )Orientasikan kerealitasPetunjuk sifat konsisten, nyataHindari yang sifat abstrakPendidikan kesehatanDischarge planning
APASIATak mampu untuk bicara
Ada dua hemisfer pada otak, salah satu dominanJika terjadi kerusakan pada hemisfer dominan , maka akan terjadi dua hal :1.Tak mampu dalm mengtarakan maksud2.Tak mampu menangkap maksudApasia dibagi dua :1.Apasia motorik2.Apasia sensorik
1.Apasia motorikArea brocca pada lobus prontal posterior – anteriorTidak bisa untuk menyampaikan maksudPeran penting perawatAwas → frustasi
2.Apasia SensorikArea wernicke,s pada hemisfer kiri → giru angularTidak mampu menangkap maksud dengan cara biasa
Intervensi :Apasia motorikPertanyaan dengan jawaban Ya dan tidakAntisipasi kebutuhanGunakan alat tulisApasia SensorikGunakan komunikasi non verbalBeri petunjuk visualBicara pendek, sederhanaHindari pembicaraan abstrak
AGNOSIAKetidakmampuan untuk mengenaldan interpretasikan suatu rangsang indera
Agnosia Visual : tidak mampu mengenal fungsi suatu bendaAgnosia warnaAgnosia mukaAgnosia taktilAgnosia astereognosis : tidak mampu menyebutkan bentuk dan ukuran benda yang diraba
APRAKSIAKetidak mampuan untuk mengerti , memformulasikan suatu perbuatan yang kompleks , tangkas dan volunteer
Penyebab : Lesi pada kedua hemisfer → pada premotor area lobus frontal dan sebagian parietal
Tindakan : sama dengan Apasia
Gangguan Tingkah laku Dan Proses PikirPenyebab : Penyakit yang mengena pada lobus prontal↓a.Trauma kepalab.Demensia alkoholikc.Atropi cerebralMasalah :Kepribadian influsifKonsentrasi menurunMood labilMiskin dalam mengambil keputusan
Gejala :Sakit kepalaIrritableHypersensitif terhadap stimulusPusingKonsentrasi amat terbatas
IntervensiOrientasi realitaBicara pelan dengan kalimat pendekTatap mukaJaga lingkunganBuat daftar kegiatan konsisten
GANGGUAN PERGERAKANBersifat volunteerDipersarafi oleh motor kortex primer dan asosiasinya↓Lobus prontalBasal gangglioCerebelumSaraf tepi
A.GANGGUAN MOTORIK MATAPenyebab :Parese Nervus 3,4 dan 6Tidak ada koordinasi antara ektra okuler
Masalah :▪ Diplopia▪ Nistagmus → Gerakan involunter▪ Strabismus
Intervensi : Tutup sebelah mata yang sakit
B.GANGGUAN MEMBUKA MENUTUP MATAPenyebab : Parese saraf cranial 7PtosisExoftalmus
Masalah :Ulserasi korneaGangguan penampilan
Intervensi :Tutup dengan kain tipis dan basahBeri eye drops secara teraturJika nyeri terus menerus→ Tanda kerusakan kornea → kolaborasi
GANGGUAN EXPRESI MUKA
Penyebab :Gangguan cerebellum → korteks motorik dan batang otakKortiko bulbar → inti saraf 7Axon perifer N. 7
Masalah :Gangguan bicara → disartriaTidak mampu untuk menghasilkan suaraGangguan makan
C.GANGGUAN DALAM MENGELOLAH MAKANAN DALAM MULUTMenelanBuka mulutMengolahMengunyahMenelan
Penyebab : Parese Nervus 5.7.9.10 dan 12Akibat : - Aspirasi- Obstruksi jalan napas
DisfagiaMakanan melalui NGTPenurunan nafsu makanGangguan interaksi socialKehilangan kemandirian
Latih secepat mungkin dengan es batu yang telah dihancurkan
D.GANGGUAN PERGERAKAN EXTERMITAS
PARALISIS :Tetra pareseHemi paresePara pareseImobilisasi → butuh bantuan meningkat
Komlikasi :Kerusakan kulitDistensi bladderKonstipasiOsteo porosis
Intervensi :Meningkatkan kemandirian pasienSegera untuk latihan jalanGunakan tongkatROM
TEMPERATURSuhu normal sangat penting untuk mempertahankan fungsi normal dari semua sel tubuh
Pusat :Hipotalamus : Dasar ventrikel IIIRefle spinal pada spinal cord → fungsi autonom↓Dilatasi dan kontiksi pembuluh darah periferHipotermiaHipertermiaIntervensi :HipotermiaSelimutPeningkatan suhu ruangan
HipertermiaTapid spongeSelimut dinginAC
ELIMINASIPusat pengendalian pada emua tingkat persarafanKortex motorik untuk menghambat pengosonganbladder dan bowelKortex sensorik : dapat mencetuskan distensi bladderdan bowel → menahan dan mengeluarkan
Pada alur kortex – sacral → pengendalian otonom↓Reflex berkemih
Gangguan yang dapat terjadiKerusakan lobus frontal → Inkontinensiua reflex neurologikj bladderKerusakan pada sekmen sacral → autonomi neurologik bladder
DampakOver distensiBatu bladderInfeksi ( cystitis )
Intervensi :Bowel trainingPasang poly cateter → jika distensiBerikan bladder training
Bowel training :Minum hangat20 – 30 beri supositoriaPosisi duduk → 15 menit kemudian defekasi terjadi
SAKIT KEPALA ( HEADACHE )
A. PengertianSakit kepala atau sefalgia adalah suatu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukan penyakit organic atau penyakit lain, respon stress , vasodilatasi atau migren , tegangan otot rangka ( sakit kepala tegang ), kombinasi respon tersebut.
B. Penyebab :Tumor intra cranialInfeksi sistemikCedera KepalaHypoxia CerebralPenyakit kronik, mata, telingaStress
C. Klasifikasi :Sakit kepala sukar dikategorikan dan ditetapkan . sedikit bukti fisiologis patologis atau uji dianostik dapat mendukung diagnosa sakit kepala.Sakit kepala mempunyai perbedaan manifestasi individual selama proses kehidupan, dan tipe sakit kepala yang sama mungkin mempunyai karakteristik yang berbeda diantara individu yang berbeda.Sakit kepala dapat diklasifikasikan sebagi berikut :
1. Migren ( dengan dan tanpa aura )1.Sakit kepala tegang2.Sakit kepala klaster
D. Patofisiologi :
Vasospasme arteri kepala → Suplay nutrisi keotak berkutang
Ischemia berkepanjangan
Dinding vascular fkasid tidak mempertahankan tonus otot
Tekanan darah meningkat
Pembuluh darah berdilatasi
Peregangan dinding arteriNeuro kinin
PENGKAJIANTemuanya tergantung pada jenis / penyebab dari sakit kepala tersebutRiwayat yang lengkap merupakan suatu hal yang penting untuk membedakan diagnostik.
Pengkajian meliputi :
Aktivitas / Istirahat :Lelah, letih , malaiseKetegangan mataKesulitan membacaInsomnia
Sirkulasi :Denyutan vaskuler misalnya daerah temporalPucat, wajah tampak kemerahan
Integritas egoAnsietas, peka rangsang selama sakit kepala
Makanan / CairanMual / muntah , anoreksia selama nyeri
Neuro sensori :Pening, Disorientasi (selama sakit kepala)
KenyamananRespon emosional/ perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah
Interaksi socialPerubahan dalam tanggung jawab peran
Diagnosa keperawatan :
1.Nyeri akut berhubungan dengan stress dan ketegangan atau vasospasme2.Gangguan pola istirahat tidur b/d nyeri3.Kurang pengatahuan berhubungan dengan kurang dengan informasi/keterbatasan kognitif.4.Resiko Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah/ anoreksia5.Cemas b/d krisis situasi
Intervensi :1. Nyeri :1.Kaji faktor-faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang2.Catat intensitas nyeri (skala 0-10)3.Catat karakteristik nyeri (berat/ berdenyut/konstan),lokasinya,lamanya,factor yang memperburuk/meredakan4.Observasi tanda-tanda nyeri non verbal; seperti ekspresi wajah,tubuh gelisa,menangis atau meringis,perubahan frek.jantung,pernapasan,dan observasi tekanan darah5.anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan tenang,tehnik relaksasi6.Masage daerah kepala/leher /lengan jika pasien dapat mentoleransi pasien dengan sentuhan7.Kolaborasi berikan obat sesuai dengan dengan indikasi analgetik, misalnya asetaminofen,ponstan dan lain-lain.
2. Pola istirahat tidur :1.Hilangkan kebisingan / stimulus eksternal yang berlebihan2.Bicara yang tenang,. Perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek sesuai kebutuhan.3.Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidur4.Berikan oabt sesuai indikasi ( kolaborasi )
3. Kurang Pengetahuan :1. Diskusikan etiologi indifidual dari sakit kepala bila diket2. Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan factor predisposisi,seperti stress emosi, suhu yang berlebihan,alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu.3. Diskusikan tentang obatnya dan efek sampingnya .4. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.5. Anjurkan pasien atau orang yang terdekat untuk menyediakan waktu agar deapat relaksasi dan bersenang-senang6. Sarankan pemakaian musik-musik yang bernuansa meyenangkan.
Cemas b/d krisis situasi :1.Kaji status mental dan tingkat kecemasan pasien / keluarga2.Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.3.Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.4.Berikan petunjuk mengenai sumber- sumber penyokong yang ada, seperti keluarga , konselor dll5.Jawab Setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang proggnosa penyakit
5.Resiko ketidak seimbangan nutrisi1.Berikan makanan dalam jumlah kecil dalam waktu yang sering dengan teratur2.Timbang berat badan sesuai indikasi3.Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli gizi4.Kaji cairan lambung, muntah
SARAF CRANIAL XII
PENDAHULUANSaraf otak ada 12 pasangMemeriksa saraf otak (I-XII) dapat membantu menentukan lokasi dan jenis penyakit. Tiap saraf otak harus diperiksa dengan teliti, karenaitu perlu dipahami anatomi dan fungsinya , serta hubungannya dengan struktur lainya lesi dapat terjadi pada serabut atau bagian paniten(infranuklir), pada inti (nuklir)atau hubungannya kesentral (supranuklir).Bila ini rusak,hal ini diikuti oleh degenerasi saraf perifernya,inti saraf otak yang terletak dibatang otak letaknya saling berdekatan dengan struktur lain,sehingga jarang kita jumpai lesi pada satu inti saja tanpa melibatkan bagian lainnya.
Anatomi Dan FisiologiSaraf XII mengandung serabut somato-motorik yang menginervasi otot ekstrinsik lidah, fungsi otot ekstrinsik lidah ialah menggerakan lidah,dan otot intrinsic mengubah-ubah bentuk lidah. Inti saraf ini menerima serabut dari kortex traktus priamidalis dari satu sisi, yaiti sisi kontra lateral. Dengan demikian ia sering terkena pada gangguan peredaran darah otak (stroke),misalnya di korteks dan kapsula interna.
PemeriksaanInfeksi : Penderita di suruh membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak.Dalam keadaan istirahat kita perhatikan besarnya lidah, kesamaan bagian kiri dan kanan dan ada tidaknya atrofi, apakah lidah berkerut? Apakah lidah mencong?Tremor lidah dapat di jumpai pada pasien yang sakit berat (lemah),demensia paralitik dan intoksikasi.
Fasikulasi dijumpai pada lesi nuklir, misalanya pada siringobulbi,kadang-kadang kita sulit membedakan antara tremor dan fasikular terlebih lagi pada lidah yang tersungkur.Untuk memudahkan perbedaanya, lidah diistirahatkan pada dasar mulut. Pada keadaan ini, tremor biasanya berkurang atau menghilang. Pada Atetose didapatkan gerakan yang lidah terkendali,lidah sulit dijulurkan atau hal ini dilakukan dengan sekoyong-koyong dan kemudian tanpa kendali ditarik secara mendadak.Jika terdapat kumpulan pada dua sisi,lidah tidak dapat digerakan atau dijulurkan.Terdapat disatria (cadel,pelo)dean kesukaran menelan, selain itu juga didapatkan kesukaran bernafas, karena lidah dapat terjatuh kebelakang sehingga menghalangi jalan nafas.
Untuk menilai tenaga lidah kita suru penderita menggerakan lidahnya ke segalah jurusan dan perhatikan kekuatan geraknya, kjemudian penderita di suruh menekankan lidahnya pada pipinya,kita nilai daya tekanya dengan jalan menekankan jari kita pada pipi sebelah luar.Jika terdapat perasa lidah bagian kiri lidah tidak dapat ditekankan kepipi sebelah kanan,tetapi kesebelah kiri dapat
Gangguan Pada Nervus XII Dan PenyebabnyaLesi nervus dapat bersifat supra nuklir, misalnya pada lesi di kortex atau kapsula interna yang dapat di debabkan oleh misalnya pada strok, dalam hal ini didapatkan kelumpuhan otot lidah tanpa adanya atropi dan fasikular. Pada lesi nuklir didapatkan atropi dan fasikular hal ini disebabkan oleh siringgobulbi,ALS,radang,gangguan peredaran darah dan neoplasma. Pada lesi infra nuklir didapatkan atropi. Hal ini dapat disebabkan oleh proses diluar medulla oblongata tetapi masih di dalam tengkora, misalnya trauma,fraktur dasar tulang tengkorak ,meningitis atau dapat juga oleh kelainan yang berada di luar tulang tenkorak misalnya abses atau dislokasi vetebra servikalis
askep penyakit leukimia
ASKEP LEUKIMIA
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-leukimia/#comment-244
Ditulis pada April 16, 2008 oleh harnawatiaj
1.Pengertian
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 )Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
2.Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :a.Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).b.Radiasic.Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.d.Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.e.Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
3.Gambaran klinik
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :a.Pilek tidak sembuh-sembuhb.Pucat, lesu, mudah terstimulasic.Demam dan anorexiad.Berat badan menurune.Ptechiae, memar tanpa sebabf.Nyeri pada tulang dan persendiang.Nyeri abdomenh.Lumphedenopathyi.Hepatosplenomegalyj.Abnormal WBC(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)
4.Insiden
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah.ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).
5.Patofisiologi
a.Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.b.Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.c.Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.d.Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.(Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)
6.Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
a.Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.b.Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusatc.Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.d.Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.e.Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.f.Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.g.Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).
7.Penatalaksanaan Medis
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302).
Konsep Dasar Keperawatan
Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial maupun aktual. ( Marilynn E. Doengoes, dkk .2000 : 6 ).Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1.PengkajianPengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)Pengkajian pada leukemia meliputi :a.Riwayat penyakitb.Kaji adanya tanda-tanda anemia :1).Pucat2).Kelemahan3).Sesak4).Nafas cepatc.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia1).Demam2).Infeksid.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :1).Ptechiae2).Purpura3).Perdarahan membran mukosae.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :1).Limfadenopati2).Hepatomegali3).Splenomegalif.Kaji adanya pembesaran testisg.Kaji adanya :1).Hematuria2).Hipertensi3).Gagal ginjal4).Inflamasi disekitar rektal5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17
2.Patofisiologi dan Penyimpangan KDMProliferasi sel kankerSel kanker bersaing dengan sel normalUntuk mendapatkan nutrisi
Infiltrasi
Sel normal digantikan denganSel kanker
3.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat “ (Wong,D.L, 2004 :331)Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah :1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia3.Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit4.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah5.Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi6.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis7.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia8.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.9.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.10.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.11.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
4.Rencana keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan.Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004 )a.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh1)Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi2)Intervensi :a)Pantau suhu dengan telitiRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
b)Tempatkan anak dalam ruangan khususRasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksic)Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baikRasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektifd)Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasifRasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksie)Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigiRasional : untuk intervensi dini penanganan infeksif)Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baikRasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organismeg)Berikan periode istirahat tanpa gangguanRasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi selulerh)Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usiaRasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuhi)Berikan antibiotik sesuai ketentuanRasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khususb.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia1)Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas2)Intervensi :a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hariRasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuanb)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguanRasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringanc)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkanRasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensid)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasiRasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diric.Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit1)Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan2)Intervensi :a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosisRasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemiab) Cegah ulserasi oral dan rektalRasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarahc) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksiRasional : untuk mencegah perdarahand) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembutRasional : untuk mencegah perdarahane) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahanf) Hindari obat-obat yang mengandung aspirinRasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombositg) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidungRasional : untuk mencegah perdarahan
d.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah1)Tujuan : - Tidak terjadi kekurangan volume cairan- Pasien tidak mengalami mual dan muntah2)Intervensi :a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapiRasional : untuk mencegah mual dan muntahb)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapiRasional : untuk mencegah episode berulangc)Kaji respon anak terhadap anti emetikRasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasild)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengatRasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntahe)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringRasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baikf)Berikan cairan intravena sesuai ketentuang)Rasional : untuk mempertahankan hidrasi
e.Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi1)Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral2)Intervensi :a)Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oralRasional : untuk mendapatkan tindakan yang segerab)Hindari mengukur suhu oralRasional : untuk mencegah traumac)Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasaRasional : untuk menghindari traumad)Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonatRasional : untuk menuingkatkan penyembuhane)Gunakan pelembab bibirRasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)f)Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecilRasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
g)Berikan diet cair, lembut dan lunakRasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anakh)Inspeksi mulut setiap hariRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksii)Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotanRasional : untuk membantu melewati area nyerij)Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesiaRasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosak)Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuanRasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositisl)Berikan analgetikRasional : untuk mengendalikan nyerif.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis1)Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat2)Intervensi :a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makanRasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapib)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkatRasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimalc)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebasRasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisid)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makananRasional : untuk mendorong agar anak mau makane)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi seringRasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baikf)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrientRasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuatg)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisepRasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normalg.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia1)Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak2)Intervensi :a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensib)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses venaRasional : untuk meminimalkan rasa tidak amanc)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasiRasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obatd)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepatRasional : sebagai analgetik tambahane)Berikan obat-obat anti nyeri secara teraturRasional : untuk mencegah kambuhnya nyerih.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas1)Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit2)Intervensi :a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianalRasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasib)Ubah posisi dengan seringRasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulitc)Mandikan dengan air hangat dan sabun ringanRasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulitd)Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kankerRasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapie)Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang keringRasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulitf)Dorong masukan kalori protein yang adekuatRasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif
g)Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasiRasional : untuk meminimalkan iritasi tambahani.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan1)Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif2)Intervensi :a)Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontokRasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambutb)Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dinginRasional : karena hilangnya perlindungan rambutc)Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halusRasional : untuk menyamarkan kebotakan parsiald)Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbedaRasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut barue)Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarikRasional : untuk meningkatkan penampilanj.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia1)Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi2)Intervensi :a)Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anakRasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlub)Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staffRasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaanc)Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normalRasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimald)Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidupRasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistise)Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahanRasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujurf)Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang adaRasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluargak.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak1)Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak2)Intervensi :a)Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluargaRasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinyab)Berikan kontak yang konsisten pada keluargaRasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasic)Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminalRasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikand)Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermainRasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami
5.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
6.Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :a.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksib.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.c.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.d.Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntahe.Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanf.Masukan nutrisi adekuatg.Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.h.Kulit tetap bersih dan utuhi.Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.j.Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.k.Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-leukimia/#comment-244
Ditulis pada April 16, 2008 oleh harnawatiaj
1.Pengertian
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 )Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
2.Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :a.Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).b.Radiasic.Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.d.Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.e.Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
3.Gambaran klinik
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :a.Pilek tidak sembuh-sembuhb.Pucat, lesu, mudah terstimulasic.Demam dan anorexiad.Berat badan menurune.Ptechiae, memar tanpa sebabf.Nyeri pada tulang dan persendiang.Nyeri abdomenh.Lumphedenopathyi.Hepatosplenomegalyj.Abnormal WBC(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)
4.Insiden
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah.ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).
5.Patofisiologi
a.Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.b.Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.c.Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.d.Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.(Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)
6.Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
a.Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.b.Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusatc.Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.d.Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.e.Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.f.Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.g.Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).
7.Penatalaksanaan Medis
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302).
Konsep Dasar Keperawatan
Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial maupun aktual. ( Marilynn E. Doengoes, dkk .2000 : 6 ).Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1.PengkajianPengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)Pengkajian pada leukemia meliputi :a.Riwayat penyakitb.Kaji adanya tanda-tanda anemia :1).Pucat2).Kelemahan3).Sesak4).Nafas cepatc.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia1).Demam2).Infeksid.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :1).Ptechiae2).Purpura3).Perdarahan membran mukosae.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :1).Limfadenopati2).Hepatomegali3).Splenomegalif.Kaji adanya pembesaran testisg.Kaji adanya :1).Hematuria2).Hipertensi3).Gagal ginjal4).Inflamasi disekitar rektal5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17
2.Patofisiologi dan Penyimpangan KDMProliferasi sel kankerSel kanker bersaing dengan sel normalUntuk mendapatkan nutrisi
Infiltrasi
Sel normal digantikan denganSel kanker
3.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat “ (Wong,D.L, 2004 :331)Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah :1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia3.Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit4.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah5.Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi6.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis7.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia8.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.9.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.10.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.11.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
4.Rencana keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan.Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004 )a.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh1)Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi2)Intervensi :a)Pantau suhu dengan telitiRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
b)Tempatkan anak dalam ruangan khususRasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksic)Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baikRasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektifd)Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasifRasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksie)Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigiRasional : untuk intervensi dini penanganan infeksif)Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baikRasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organismeg)Berikan periode istirahat tanpa gangguanRasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi selulerh)Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usiaRasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuhi)Berikan antibiotik sesuai ketentuanRasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khususb.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia1)Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas2)Intervensi :a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hariRasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuanb)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguanRasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringanc)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkanRasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensid)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasiRasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diric.Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit1)Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan2)Intervensi :a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosisRasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemiab) Cegah ulserasi oral dan rektalRasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarahc) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksiRasional : untuk mencegah perdarahand) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembutRasional : untuk mencegah perdarahane) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahanf) Hindari obat-obat yang mengandung aspirinRasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombositg) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidungRasional : untuk mencegah perdarahan
d.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah1)Tujuan : - Tidak terjadi kekurangan volume cairan- Pasien tidak mengalami mual dan muntah2)Intervensi :a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapiRasional : untuk mencegah mual dan muntahb)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapiRasional : untuk mencegah episode berulangc)Kaji respon anak terhadap anti emetikRasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasild)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengatRasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntahe)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringRasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baikf)Berikan cairan intravena sesuai ketentuang)Rasional : untuk mempertahankan hidrasi
e.Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi1)Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral2)Intervensi :a)Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oralRasional : untuk mendapatkan tindakan yang segerab)Hindari mengukur suhu oralRasional : untuk mencegah traumac)Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasaRasional : untuk menghindari traumad)Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonatRasional : untuk menuingkatkan penyembuhane)Gunakan pelembab bibirRasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)f)Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecilRasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
g)Berikan diet cair, lembut dan lunakRasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anakh)Inspeksi mulut setiap hariRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksii)Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotanRasional : untuk membantu melewati area nyerij)Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesiaRasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosak)Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuanRasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositisl)Berikan analgetikRasional : untuk mengendalikan nyerif.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis1)Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat2)Intervensi :a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makanRasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapib)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkatRasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimalc)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebasRasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisid)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makananRasional : untuk mendorong agar anak mau makane)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi seringRasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baikf)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrientRasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuatg)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisepRasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normalg.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia1)Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak2)Intervensi :a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensib)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses venaRasional : untuk meminimalkan rasa tidak amanc)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasiRasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obatd)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepatRasional : sebagai analgetik tambahane)Berikan obat-obat anti nyeri secara teraturRasional : untuk mencegah kambuhnya nyerih.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas1)Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit2)Intervensi :a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianalRasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasib)Ubah posisi dengan seringRasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulitc)Mandikan dengan air hangat dan sabun ringanRasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulitd)Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kankerRasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapie)Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang keringRasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulitf)Dorong masukan kalori protein yang adekuatRasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif
g)Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasiRasional : untuk meminimalkan iritasi tambahani.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan1)Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif2)Intervensi :a)Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontokRasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambutb)Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dinginRasional : karena hilangnya perlindungan rambutc)Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halusRasional : untuk menyamarkan kebotakan parsiald)Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbedaRasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut barue)Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarikRasional : untuk meningkatkan penampilanj.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia1)Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi2)Intervensi :a)Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anakRasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlub)Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staffRasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaanc)Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normalRasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimald)Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidupRasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistise)Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahanRasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujurf)Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang adaRasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluargak.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak1)Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak2)Intervensi :a)Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluargaRasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinyab)Berikan kontak yang konsisten pada keluargaRasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasic)Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminalRasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikand)Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermainRasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami
5.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
6.Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :a.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksib.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.c.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.d.Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntahe.Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanf.Masukan nutrisi adekuatg.Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.h.Kulit tetap bersih dan utuhi.Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.j.Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.k.Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat
LaBeL :-)
leukimia zone
Langganan:
Postingan (Atom)